JOURNAL OF Pharmacy and Tropical Issues https://e-jurnal.iphorr.com/index.php/pti <p>PTI JOURNAL OF Pharmacy and Tropical Issues</p> <p><a href="https://drive.google.com/file/d/1O8FylTilKi6sa0Q3y_FxpLB6mHDPkDFR/view?usp=sharing" target="_blank" rel="noopener"><strong>ISSN </strong><strong>2807-4319</strong> <strong>(Print)</strong></a></p> <p><strong><img src="https://apiissn.brin.go.id/download/barcode/dok_sk/2021/08/BARCODE_2807431900.png" /></strong></p> <p><a href="https://drive.google.com/file/d/1tFFKk-sMIygluRbSvJ9ojDYa3c1SgbqG/view?usp=sharing" target="_blank" rel="noopener"><strong>ISSN </strong><strong>2807-4122</strong> <strong>(Online)</strong></a></p> <p><strong><img src="https://apiissn.brin.go.id/download/barcode/dok_sk/2021/08/BARCODE_2807412200.png" /></strong></p> <p><strong>DOI: 10.56922</strong></p> <p>Jurnal penelitian dibidang kesehatan meliputi ilmu keparmasian. Penelitain sesuai tren pengobatan sesuai sumber alam di negara tropis. Pengembangan obat dan pendistribusian kepada pelanggan, dan sesuai aturan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) - Republik Indonesia</p> <p>Terbit bulan Maret, Juni, September dan Desember.</p> <p>Setiap submit supaya mengisi form <a href="https://forms.gle/SnvjDeMRiAcBJGxG6">https://forms.gle/SnvjDeMRiAcBJGxG6</a></p> en-US fegiliani0517@gmail.com (Fegi Liani) helpdesk@iphorr.com (Lukman Nuzul Hakim) Fri, 23 Sep 2022 00:00:00 +0700 OJS 3.3.0.4 http://blogs.law.harvard.edu/tech/rss 60 Formulasi sediaan lotion ekstrak daun nangka (Artocarpus Heterophyllus) sebagai repelan terhadap nyamuk aedes aegypti https://e-jurnal.iphorr.com/index.php/pti/article/view/96 <p> </p> <p><strong>Pendahuluan:</strong> Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti yang sebelumnya telah terinfeksi oleh virus dengue dari penderita DBD. Ekstrak daun nangka yang mengandung saponin, flavonoid, alkaloid, terpenoid, steroid dan tanin dapat membunuh nyamuk Aedes aegypti. Berdasarkan latar belakang peneliti tertarik untuk melakukan Uji Formulasi Sediaan Lotion Ekstrak Daun Nangka (Artocarpus heterophyllus) sebagai Repelan Terhadap Nyamuk Aedes aegypti.</p> <p><strong>Tujuan:</strong> Untuk mengetahui efek Repelan ekstrak daun nangka (Artocarpus heterophyllus) terhadap nyamuk Aedes aegypti.</p> <p><strong>Metode: </strong>Ekstraksi perkolasi dengan berbagai uji diantaranya uji alkaloid, flavonoid, saponin, tanin, steroid<strong>,</strong> triterpenoid, evaluasi lotion anti nyamuk.</p> <p><strong>Hasil:</strong> Konsentrasi ekstrak daun nangka (Artocarpus heterophyllus) dalam sediaan lotion yang paling efektif sebagai reppelan nyamuk Aedes aegypti yaitu pada konsentrasi 9% dengan daya efektivitas yang hampir sama dengan kontrol positif yaitu 86% pada 30 detik dan per 6 jam diperoleh rata-rata 79,5% dengan nilai uji statistik p &lt; 0,05.</p> <p><strong>Simpulan:</strong> Ekstrak daun nangka dalam sediaan lotion memiliki efektivitas dalam menolak nyamuk.</p> Nofita Nofita, Yesicha Triyanti, Selvi Marcellia Copyright (c) 2021 JOURNAL OF Pharmacy and Tropical Issues https://creativecommons.org/licenses/by-nc-nd/4.0 https://e-jurnal.iphorr.com/index.php/pti/article/view/96 Mon, 21 Feb 2022 00:00:00 +0700 RASIONALITAS PENGGUNAAN OBAT PADA PASIEN REMATOID ARTHRITIS DI RUANG PENYAKIT DALAM RSUD SUKADANA KABUPATEN LAMPUNG TIMUR TAHUN 2019 https://e-jurnal.iphorr.com/index.php/pti/article/view/pti <p>Aberg, J. A., Lacy, C. F., Amstrong, L. L., Goldman, M. P., &amp; Lance, L. L. (2015). Drug information handbook. <em>Lexi-Comp for the American Pharmacist Association</em>.</p> <p>Anggriani, A., Lisni, I., &amp; Faujiah, D. S. R. (2016). Analisis masalah terkait obat pada pasien lanjut usia penderita osteoartritis di poli ortopedi di salah satu rumah sakit di bandung. <em>Kartika: Jurnal Ilmiah Farmasi</em>, <em>4</em>(2), 13-20.</p> <p>Azizah, N., &amp; Sutrisna, E. M. (2019). <em>Evaluasi Rasionalitas Penggunaan Obat Pada Pasien Rheumatoid Arthritis Di Instalasi Rawat Jalan Rsud Dr. Moewardi Surakarta Tahun 2018</em> (Doctoral dissertation, Universitas Muhammadiyah Surakarta).</p> <p>Dransfield, M. T., Voelker, H., Bhatt, S. P., Brenner, K., Casaburi, R., Come, C. E., ... &amp; Connett, J. E. (2019). Metoprolol for the prevention of acute exacerbations of COPD. <em>New England Journal of Medicine</em>, <em>381</em>(24), 2304-2314.</p> <p>Husna, U. Y., &amp; Karuniawati, H. (2017). <em>Evaluasi Terapi Oains Dan Dmard Pada Pasien Rheumatoid Arthritis Di Instalasi Rawat Jalan RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten Tahun 2015-2016</em> (Doctoral dissertation, Universitas Muhammadiyah Surakarta).</p> <p>Ismayanti, N., &amp; Solikhah, S. (2012). Hubungan antara pola konsumsi dan aktivitas fisik dengan status gizi pada Lansia di Panti Sosial Tresna Werdha Unit Abiyoso Yogyakarta. <em>Kes Mas: Jurnal Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Ahmad Daulan</em>, <em>6</em>(3), 24972.</p> <p>Katzung, B. G., Masters, S. B., &amp; Trevor, A. J. (Eds.). (2015). Basic &amp; clinical pharmacology.</p> <p>Koromat, F. K. (2019). <em>Faktor dominan yang berhubungan dengan kekambuhan penyakit rematik pada lansia di puskesmas kebonsari kota surabaya</em> (Doctoral dissertation, Universitas Merdeka).</p> <p>Mawarni, D. (2016). <em>Hubungan Nyeri Reumatoid Artritis Dengan Aktivitas Fisik Sehari-Hari Pada Lansia Di Panti Sosial Tresna Werdha Teratai Km 6 Palembang</em> (Doctoral dissertation, Universitas Katolik Musi Charitas).</p> <p>Muslim, A. T. N. (2017). <em>Identifikasi drug related problems potensial kategori ketidaktepatan dosis dan adverse drug reactions pada pasien osteoartritis rawat jalan di RSUD Jombang periode 2016</em> (Doctoral dissertation, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim).</p> <p>Prahastiawan, B., &amp; Suryani, M. (2016). PENERAPAN KESELAMATAN PASIEN DALAM PEMBERIAN OBAT OLEH PERAWAT DI RSJD PROPINSI JAWA TENGAH. <em>Karya Ilmiah</em>.</p> <p>Primadi, F., &amp; Maliya, A. (2018). <em>Gambaran aktivitas fisik pada lansia yang menderita rematik di desa sendang, donorojo, pacitan</em> (Doctoral dissertation, Universitas Muhammadiyah Surakarta).</p> <p>Purwoastuti, E. (2015). Waspadai Gangguan Rematik. <em>Kanisius. Yogyakarta</em>.</p> <p>Rekomendasi Perhimpunan Reumatologi Indonesia. (2014). Diagnnosis dan Pengelolaan Artritis Reumatiod. <em>Jakarta: Perhimpunan Reumatologi Indonesia</em>, 1-18. Diakses dari: https://reumatologi.or.id/wp-content/uploads/2020/10/Rekomendasi_Reumatoid_Artritis_2014.pdf</p> <p>SARI, F. N. (2019). <em>Asuhan Keperawatan Gerontik Dengan Gangguan Nyeri Akut Pada Kasus Rheumatoid Arthritis Terhadap Tn. S Di wilayah Kerja Puskesmas Kotabumi II Kabupaten Lampung Utara, Tanggal 13-15 mei 2019</em> (Doctoral dissertation, Poltekkes Tanjungkarang).</p> <p>Srivastava, S. B., Fluegel, N., &amp; Mansukhani, R. P. (2019). Pharmacologic Management of Rheumatoid Arthritis. <em>Orthopaedic Nursing</em>, <em>38</em>(6), 390-395.</p> <p>Setiawati, S., Alwi, S., Sudoyo, A. W., Simadibrata, M. K., Setiyohadi, B., &amp; Syam, A. F. (2015). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II Edisi VI. <em>Jakarta: Interna Publishing</em>.</p> <p> </p> <p>Syamsuddin, S., &amp; Zulkifli, A. (2021). THE FAKTOR RISIKO KEJADIAN PENYAKIT REUMATIK DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MAWASANGKA KABUPATEN BUTON TENGAH TAHUN 2019. <em>Indonesian Journal of Health and Medical</em>, <em>1</em>(2), 348-357.</p> <p>Trilia, T., &amp; Yellisni, I. (2015). PENGETAHUAN DAN SIKAP LANSIA TENTANG REMATIK DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA TERATAI PALEMBANG. <em>Masker Medika</em>, <em>3</em>(1), 12-21.</p> <p>Wakhidah, S. U. N. (2019). <em>ASUHAN KEPERAWATAN LANSIA PENDERITA RHEUMATOID ARTHRITIS DENGAN MASALAH KEPERAWATAN HAMBATAN MOBILITAS FISIK Di Puskesmas Siman Kabupaten Ponorogo</em> (Doctoral dissertation, Universitas Muhammadiyah Ponorogo).</p> Gusti Ayu Rai Saputri, Angga Saputra Yasir; Agung Ngurah Feri Sandika Copyright (c) 2022 JOURNAL OF Pharmacy and Tropical Issues https://creativecommons.org/licenses/by-nc-nd/4.0 https://e-jurnal.iphorr.com/index.php/pti/article/view/pti Mon, 21 Feb 2022 00:00:00 +0700 Uji aktivitas antifungi ekstrak etanol daun jambu bol (Syzygium malaccense L.) dalam sediaan sabun cair kewanitaan terhadap Candida albicans https://e-jurnal.iphorr.com/index.php/pti/article/view/97 <p><strong>Pendahuluan:</strong> Indonesia merupakan sebuah negara yang berada di titik khatulistiwa dan merupakan negara dengan iklim tropis, dimana negara tropis memiliki kelembaban yang tinggi. Kelembaban yang tinggi menimbulkan organisme jamur dapat dengan mudah menginfeksi dan menyebar. Candida albicans merupakan flora normal pada genetalia wanita yang dapat menyebabkan keputihan. Daun jambu bol (Syzygium malaccense L.) mengandung senyawa golongan alkaloid, flavonoid, tannin, saponin, dan steroid yang memiliki aktivitas menghambat pertumbuhan Candida albicans.</p> <p><strong>Tujuan:</strong> untuk mengetahui efektivitas ekstrak daun jambu bol sebagai antifungi terhadap Candida albicans.</p> <p><strong>Metode:</strong> Difusi cakram dan sumuran dengan uji antifungi dianalisis one way anova. Konsentrasi ekstrak etanol daun jambu bol yang digunakan yaitu 5%, 30%, 50% dan 70% dengan rata-rata zona hambat 0.00 mm, 0.00 mm, 11.37 mm dan 13.42 mm. Pada sediaan sabun cair kewanitaan yang digunakan yaitu konsentrasi 50% dan 70% dengan rata-rata zona hambat 11.43 mm dan 13.40 mm.</p> <p><strong>Hasil:</strong> Zona hambat ekstrak daun jambu bol dan sediaan sabun cair kewanitaan yaitu 0,000 (P&lt;0,05).</p> <p><strong>Simpulan:</strong> Ekstrak etanol daun jambu bol dalam sediaan sabun cair kewanitaan dapat menghambat pertumbuhan fungi Candida albicans. ekstrak daun jambu bol dan sediaan sabun cair kewanitaan menunjukan adanya perbedaan zona hambat yang signifikan.</p> <p><strong>Pendahuluan:</strong> Indonesia merupakan sebuah negara yang berada di titik khatulistiwa dan merupakan negara dengan iklim tropis, dimana negara tropis memiliki kelembaban yang tinggi. Kelembaban yang tinggi menimbulkan organisme jamur dapat dengan mudah menginfeksi dan menyebar. Candida albicans merupakan flora normal pada genetalia wanita yang dapat menyebabkan keputihan. Daun jambu bol (Syzygium malaccense L.) mengandung senyawa golongan alkaloid, flavonoid, tannin, saponin, dan steroid yang memiliki aktivitas menghambat pertumbuhan Candida albicans.</p> <p><strong>Tujuan:</strong> untuk mengetahui efektivitas ekstrak daun jambu bol sebagai antifungi terhadap Candida albicans.</p> <p><strong>Metode:</strong> Difusi cakram dan sumuran dengan uji antifungi dianalisis one way anova. Konsentrasi ekstrak etanol daun jambu bol yang digunakan yaitu 5%, 30%, 50% dan 70% dengan rata-rata zona hambat 0.00 mm, 0.00 mm, 11.37 mm dan 13.42 mm. Pada sediaan sabun cair kewanitaan yang digunakan yaitu konsentrasi 50% dan 70% dengan rata-rata zona hambat 11.43 mm dan 13.40 mm.</p> <p><strong>Hasil:</strong> Zona hambat ekstrak daun jambu bol dan sediaan sabun cair kewanitaan yaitu 0,000 (P&lt;0,05).</p> <p><strong>Simpulan:</strong> Ekstrak etanol daun jambu bol dalam sediaan sabun cair kewanitaan dapat menghambat pertumbuhan fungi Candida albicans. ekstrak daun jambu bol dan sediaan sabun cair kewanitaan menunjukan adanya perbedaan zona hambat yang signifikan.</p> <p><strong>Pendahuluan:</strong> Indonesia merupakan sebuah negara yang berada di titik khatulistiwa dan merupakan negara dengan iklim tropis, dimana negara tropis memiliki kelembaban yang tinggi. Kelembaban yang tinggi menimbulkan organisme jamur dapat dengan mudah menginfeksi dan menyebar. Candida albicans merupakan flora normal pada genetalia wanita yang dapat menyebabkan keputihan. Daun jambu bol (Syzygium malaccense L.) mengandung senyawa golongan alkaloid, flavonoid, tannin, saponin, dan steroid yang memiliki aktivitas menghambat pertumbuhan Candida albicans.</p> <p><strong>Tujuan:</strong> untuk mengetahui efektivitas ekstrak daun jambu bol sebagai antifungi terhadap Candida albicans.</p> <p><strong>Metode:</strong> Difusi cakram dan sumuran dengan uji antifungi dianalisis one way anova. Konsentrasi ekstrak etanol daun jambu bol yang digunakan yaitu 5%, 30%, 50% dan 70% dengan rata-rata zona hambat 0.00 mm, 0.00 mm, 11.37 mm dan 13.42 mm. Pada sediaan sabun cair kewanitaan yang digunakan yaitu konsentrasi 50% dan 70% dengan rata-rata zona hambat 11.43 mm dan 13.40 mm.</p> <p><strong>Hasil:</strong> Zona hambat ekstrak daun jambu bol dan sediaan sabun cair kewanitaan yaitu 0,000 (P&lt;0,05).</p> <p><strong>Simpulan:</strong> Ekstrak etanol daun jambu bol dalam sediaan sabun cair kewanitaan dapat menghambat pertumbuhan fungi Candida albicans. ekstrak daun jambu bol dan sediaan sabun cair kewanitaan menunjukan adanya perbedaan zona hambat yang signifikan.</p> <p><strong>Pendahuluan:</strong> Indonesia merupakan sebuah negara yang berada di titik khatulistiwa dan merupakan negara dengan iklim tropis, dimana negara tropis memiliki kelembaban yang tinggi. Kelembaban yang tinggi menimbulkan organisme jamur dapat dengan mudah menginfeksi dan menyebar. Candida albicans merupakan flora normal pada genetalia wanita yang dapat menyebabkan keputihan. Daun jambu bol (Syzygium malaccense L.) mengandung senyawa golongan alkaloid, flavonoid, tannin, saponin, dan steroid yang memiliki aktivitas menghambat pertumbuhan Candida albicans.</p> <p><strong>Tujuan:</strong> untuk mengetahui efektivitas ekstrak daun jambu bol sebagai antifungi terhadap Candida albicans.</p> <p><strong>Metode:</strong> Difusi cakram dan sumuran dengan uji antifungi dianalisis one way anova. Konsentrasi ekstrak etanol daun jambu bol yang digunakan yaitu 5%, 30%, 50% dan 70% dengan rata-rata zona hambat 0.00 mm, 0.00 mm, 11.37 mm dan 13.42 mm. Pada sediaan sabun cair kewanitaan yang digunakan yaitu konsentrasi 50% dan 70% dengan rata-rata zona hambat 11.43 mm dan 13.40 mm.</p> <p><strong>Hasil:</strong> Zona hambat ekstrak daun jambu bol dan sediaan sabun cair kewanitaan yaitu 0,000 (P&lt;0,05).</p> <p><strong>Simpulan:</strong> Ekstrak etanol daun jambu bol dalam sediaan sabun cair kewanitaan dapat menghambat pertumbuhan fungi Candida albicans. ekstrak daun jambu bol dan sediaan sabun cair kewanitaan menunjukan adanya perbedaan zona hambat yang signifikan.</p> <p><strong>Pendahuluan:</strong> Indonesia merupakan sebuah negara yang berada di titik khatulistiwa dan merupakan negara dengan iklim tropis, dimana negara tropis memiliki kelembaban yang tinggi. Kelembaban yang tinggi menimbulkan organisme jamur dapat dengan mudah menginfeksi dan menyebar. Candida albicans merupakan flora normal pada genetalia wanita yang dapat menyebabkan keputihan. Daun jambu bol (Syzygium malaccense L.) mengandung senyawa golongan alkaloid, flavonoid, tannin, saponin, dan steroid yang memiliki aktivitas menghambat pertumbuhan Candida albicans.</p> <p><strong>Tujuan:</strong> untuk mengetahui efektivitas ekstrak daun jambu bol sebagai antifungi terhadap Candida albicans.</p> <p><strong>Metode:</strong> Difusi cakram dan sumuran dengan uji antifungi dianalisis one way anova. Konsentrasi ekstrak etanol daun jambu bol yang digunakan yaitu 5%, 30%, 50% dan 70% dengan rata-rata zona hambat 0.00 mm, 0.00 mm, 11.37 mm dan 13.42 mm. Pada sediaan sabun cair kewanitaan yang digunakan yaitu konsentrasi 50% dan 70% dengan rata-rata zona hambat 11.43 mm dan 13.40 mm.</p> <p><strong>Hasil:</strong> Zona hambat ekstrak daun jambu bol dan sediaan sabun cair kewanitaan yaitu 0,000 (P&lt;0,05).</p> <p><strong>Simpulan:</strong> Ekstrak etanol daun jambu bol dalam sediaan sabun cair kewanitaan dapat menghambat pertumbuhan fungi Candida albicans. ekstrak daun jambu bol dan sediaan sabun cair kewanitaan menunjukan adanya perbedaan zona hambat yang signifikan.</p> <p><strong>Pendahuluan:</strong> Indonesia merupakan sebuah negara yang berada di titik khatulistiwa dan merupakan negara dengan iklim tropis, dimana negara tropis memiliki kelembaban yang tinggi. Kelembaban yang tinggi menimbulkan organisme jamur dapat dengan mudah menginfeksi dan menyebar. Candida albicans merupakan flora normal pada genetalia wanita yang dapat menyebabkan keputihan. Daun jambu bol (Syzygium malaccense L.) mengandung senyawa golongan alkaloid, flavonoid, tannin, saponin, dan steroid yang memiliki aktivitas menghambat pertumbuhan Candida albicans.</p> <p><strong>Tujuan:</strong> untuk mengetahui efektivitas ekstrak daun jambu bol sebagai antifungi terhadap Candida albicans.</p> <p><strong>Metode:</strong> Difusi cakram dan sumuran dengan uji antifungi dianalisis one way anova. Konsentrasi ekstrak etanol daun jambu bol yang digunakan yaitu 5%, 30%, 50% dan 70% dengan rata-rata zona hambat 0.00 mm, 0.00 mm, 11.37 mm dan 13.42 mm. Pada sediaan sabun cair kewanitaan yang digunakan yaitu konsentrasi 50% dan 70% dengan rata-rata zona hambat 11.43 mm dan 13.40 mm.</p> <p><strong>Hasil:</strong> Zona hambat ekstrak daun jambu bol dan sediaan sabun cair kewanitaan yaitu 0,000 (P&lt;0,05).</p> <p><strong>Simpulan:</strong> Ekstrak etanol daun jambu bol dalam sediaan sabun cair kewanitaan dapat menghambat pertumbuhan fungi Candida albicans. ekstrak daun jambu bol dan sediaan sabun cair kewanitaan menunjukan adanya perbedaan zona hambat yang signifikan.</p> <p><strong>Pendahuluan:</strong> Indonesia merupakan sebuah negara yang berada di titik khatulistiwa dan merupakan negara dengan iklim tropis, dimana negara tropis memiliki kelembaban yang tinggi. Kelembaban yang tinggi menimbulkan organisme jamur dapat dengan mudah menginfeksi dan menyebar. Candida albicans merupakan flora normal pada genetalia wanita yang dapat menyebabkan keputihan. Daun jambu bol (Syzygium malaccense L.) mengandung senyawa golongan alkaloid, flavonoid, tannin, saponin, dan steroid yang memiliki aktivitas menghambat pertumbuhan Candida albicans.</p> <p><strong>Tujuan:</strong> untuk mengetahui efektivitas ekstrak daun jambu bol sebagai antifungi terhadap Candida albicans.</p> <p><strong>Metode:</strong> Difusi cakram dan sumuran dengan uji antifungi dianalisis one way anova. Konsentrasi ekstrak etanol daun jambu bol yang digunakan yaitu 5%, 30%, 50% dan 70% dengan rata-rata zona hambat 0.00 mm, 0.00 mm, 11.37 mm dan 13.42 mm. Pada sediaan sabun cair kewanitaan yang digunakan yaitu konsentrasi 50% dan 70% dengan rata-rata zona hambat 11.43 mm dan 13.40 mm.</p> <p><strong>Hasil:</strong> Zona hambat ekstrak daun jambu bol dan sediaan sabun cair kewanitaan yaitu 0,000 (P&lt;0,05).</p> <p><strong>Simpulan:</strong> Ekstrak etanol daun jambu bol dalam sediaan sabun cair kewanitaan dapat menghambat pertumbuhan fungi Candida albicans. ekstrak daun jambu bol dan sediaan sabun cair kewanitaan menunjukan adanya perbedaan zona hambat yang signifikan.</p> <p><strong>Pendahuluan:</strong> Indonesia merupakan sebuah negara yang berada di titik khatulistiwa dan merupakan negara dengan iklim tropis, dimana negara tropis memiliki kelembaban yang tinggi. Kelembaban yang tinggi menimbulkan organisme jamur dapat dengan mudah menginfeksi dan menyebar. Candida albicans merupakan flora normal pada genetalia wanita yang dapat menyebabkan keputihan. Daun jambu bol (Syzygium malaccense L.) mengandung senyawa golongan alkaloid, flavonoid, tannin, saponin, dan steroid yang memiliki aktivitas menghambat pertumbuhan Candida albicans.</p> <p><strong>Tujuan:</strong> untuk mengetahui efektivitas ekstrak daun jambu bol sebagai antifungi terhadap Candida albicans.</p> <p><strong>Metode:</strong> Difusi cakram dan sumuran dengan uji antifungi dianalisis one way anova. Konsentrasi ekstrak etanol daun jambu bol yang digunakan yaitu 5%, 30%, 50% dan 70% dengan rata-rata zona hambat 0.00 mm, 0.00 mm, 11.37 mm dan 13.42 mm. Pada sediaan sabun cair kewanitaan yang digunakan yaitu konsentrasi 50% dan 70% dengan rata-rata zona hambat 11.43 mm dan 13.40 mm.</p> <p><strong>Hasil:</strong> Zona hambat ekstrak daun jambu bol dan sediaan sabun cair kewanitaan yaitu 0,000 (P&lt;0,05).</p> <p><strong>Simpulan:</strong> Ekstrak etanol daun jambu bol dalam sediaan sabun cair kewanitaan dapat menghambat pertumbuhan fungi Candida albicans. ekstrak daun jambu bol dan sediaan sabun cair kewanitaan menunjukan adanya perbedaan zona hambat yang signifikan.</p> Rizki Purnamasari, Selvi Marcellia, Robby Candra Purnama Copyright (c) 2022 JOURNAL OF Pharmacy and Tropical Issues https://creativecommons.org/licenses/by-nc-nd/4.0 https://e-jurnal.iphorr.com/index.php/pti/article/view/97 Mon, 21 Feb 2022 00:00:00 +0700 Waktu tunggu pelayanan resep rawat jalan di instalasi farmasi Puskesmas Purbolinggo sebagai indikator standar pelayanan minimal puskesmas https://e-jurnal.iphorr.com/index.php/pti/article/view/107 <p><strong>Pendahuluan: </strong>Pelayanan resep puskesmas merupakan faktor penunjang pelayanan kesehatan yang bermutu. Selain itu pelayanan resep puskesmas menjadi standar minimal pelayanan Kefarmasian. Mencapai hasil pasti untuk meningkatkan kualitas hidup pasien dengan pelayanan langsung dan bertanggung jawab kepada pasien terkait sediaan farmasi merupakan arti dari pelayanan Kefarmasian. Indonesia sendiri sudah mengaturnya pada Undang-undang Negara Nomor 36 Tahun 2009, tentang Kesehatan menjelaskan bahwa praktek kefarmasiaan meliputi pembentukan termasuk pengawasan mutu kesediaan farmasi, proteksi, pemasokan, restensi dan pengedaran obat, fasilitas pemberian obat berdasarkan resep dokter, pelayanan penjelasan obat dan tidak ketinggalan pula pembentangan obat, bahan obat moderen dan obat tradisional harus dikerjakan oleh tenaga kesehatan yang memiliki keilmuan dan adikara sesuai dengan ketentuan peraturan yang di tentukan undang-undang.</p> <p><strong>Tujuan:</strong> Untuk mengetahui rata-rata waktu tunggu pelayanan resep rawat jalan di instalasi farmasi Puskesmas Purbolinggo<em>. </em></p> <p><strong>Metode:</strong> Pengumpulan data melalui observasi dengan variabel seorang pasien, hari pasien berobat, durasi waktu pemberian resep, skrining dan diagnosa resep, pemberian etiket, pengemasan obat, penyerahan obat, serta total aktu durasi pelayanan resep dalam itungan menit.</p> <p><strong>Hasil:</strong> Rata-rata waktu tunggu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan resep racikan adalah 9,10 menit dan untuk menyelesaikan resep obat jadi adalah 2,56 menit.</p> <p><strong>Simpulan:</strong> Waktu tunggu pelayanan resep sudah memenuhi standar pelayanan minimal yaitu resep non racikan 30 menit dan resep racikan 60 menit.</p> Robby Candra Nurhayati Copyright (c) 2021 JOURNAL OF Pharmacy and Tropical Issues https://creativecommons.org/licenses/by-nc-nd/4.0 https://e-jurnal.iphorr.com/index.php/pti/article/view/107 Mon, 21 Feb 2022 00:00:00 +0700 Formulasi sediaan masker gel antioksidan ekstrak kulit buah kopi (Coffea canephora) https://e-jurnal.iphorr.com/index.php/pti/article/view/177 <p><strong>Pendahuluan:</strong>Kulit buah kopi robusta mengandung senyawa flavonoid, tanin, dan fenolik yang diduga memiliki aktivitas antioksidan. Flavonoid dan tanin merupakan senyawa yang memiliki gugus hidroksil sebagai pereduksi yang dapat menghambat banyak reaksi oksidasikarena mampu mendonor sebuah elektron kepada senyawa radikal bebas yang berfungsi sebagai antioksidan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai aktivitas antioksidan ekstrak kulit buahkopi robusta dan untuk mengetahui nilai aktivitas antioksidan dalam sediaan masker gel ekstrak kulit buah kopi robusta. Metode yang digunakan dalam ekstraksi adalah maserasi menggunakan etanol 96% dengan hasil ekstrak total pelarutnya ialah 0,0655%. Hasil uji skrining fitokimia didapat senyawa flavonoid, fenolik, alkaloid, tanin dan saponin. Uji aktivitas antioksidan ekstrak kopi robusta 0,00131%, 0,00262% dan 0,00393% dilakukan dengan menggunakan metode DPPH diperoleh nilai IC50 berturut-turut sebesar 146,2 ppm, 136,7 ppm dan 129,3 ppm. Masker gel dibuat pada konsentrasi terbaik aktivitas antioksidan yaitu pada konsentrasi 6%. Masker gel ekstrak kulit buah kopi robusta 6% telah memenuhi syarat uji organoleptis, pH, homogenitas, daya sebar, tipe krim, daya lekat dan iritasi. Uji aktivitas antioksidan gel ekstrak kulit buah kopi robusta 6% dengan menggunakan metode DPPH diperoleh nilai IC50sebesar 170,40 ppm. Pada Kontrol positif masker gel mustika ratu diperoleh nilai IC50 sebesar 73,15 ppm, dan pada kontrol negatif diperoleh nilai IC50 sebesar 386,6 ppm. Parameter nilai IC50 dilihat dari semakin kecil nilai IC50 maka semakin tinggi nilai aktivitas antioksidan tersebut.</p> <p><strong>Tujuan: </strong>Agar dapat mengetahui formulasi sediaan masker gel antioksidan pada kulit buah kopi robusta (<em>Coffea canephora</em>).</p> <p><strong>Metode: </strong>Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian menggunakan metode <em>simple random sampling y</em>aitu pengambilan sampel dengan cara sederhana dan acak. Dengan alat spektrofotometri UV-Vis, mortir dan stamper, beaker glass, cawan uap, waterbath, wadah masker gel, corong pisah, kassa asbes, kertas perkamen, batang pengaduk, maserator, penangas air, timbangan analit, kertas pH, blender, tabung reaksi,<em>rotary evaporator</em>, gelas ukur 10 dan 50 mL, labu ukur, timbangan analitik, pipet volume, erlenmayer 250 mL, erlenmayer 1000 mL, kuvet, pipet tetes, beaker glass 250 mL, dan oven.</p> <p><strong>Hasil: </strong>sortasi dihaluskan dan diperoleh bobot kering sebanyak 315 gram. Persen susut pengeringan ekstrak diperoleh sebesar 60,62 %.</p> <p><strong>Simpulan: </strong>Uji masker gel kulit buah kopi robusta (<em>Coffea canephora</em>) 6% memiliki antioksidan kategori sedang dengan nilai IC50 sebesar 170,4 ppm.</p> <p><strong>Kata Kunci : Kulit buah kopi robusta; Antioksidan; DPPH; Masker gel; Spektrofotometri UV-Vis.</strong></p> Sukardi Sukardi, Selvi Marcellia; Dewi Chusniasih Copyright (c) 2022 JOURNAL OF Pharmacy and Tropical Issues https://creativecommons.org/licenses/by-nc-nd/4.0 https://e-jurnal.iphorr.com/index.php/pti/article/view/177 Sun, 06 Feb 2022 00:00:00 +0700